Senin, 18 Juli 2011

Menuntut Keadilan

Duduk bersila di beranda dengan sebatang dupa
Asapnya lurus dijumput angkasa
Selurus hatinya merapal mantra
Membelah langit, menuntut keadilan

Mengendap-endap di remangnya malam
Bertopeng hitam golok digenggam
Mencium wangi nasi matang di angan-angan
Mencongkel jendela, menuntut keadilan

Kartu-kartu tertata rapi di tangan
Tajamkan pikiran baca peluang
Keringat seharian menjadi taruhan
Membanting kartu, menuntut keadilan

Gincu dipoles rapi merengkuh bibir
Tak lupa wewangian cumbui hasrat
Demi buah hati yang diintai kelaparan
Melenguh di keheningan, menuntut keadilan

Nyawa bagai titik debu melayang
Di atas murka gelombang laut yang mengintai nyalang
Tak kan lemparkan sauh sampai nafkah di genggaman
Menantang ombak, menuntut keadilan

Berbisik merayu manisnya jabatan
Sodorkan pena untuk indahnya tanda tangan
Tutup telinga akan tangisan mereka yang terusir
Sebidang tanah pun lengang, menuntut keadilan ?

Kobar berkobar si merah melalap memanggang
Isak pun pecah akan mata pencaharian yang hilang
Terkekeh sesosok bayangan di kejauhan
“Perbelanjaan masa depan,” selorohnya. menuntut keadilan ??

Berjabat tangan di balik meja dalam senyuman
Selipkan kertas bernilai jutaan bahkan milyaran
Ditanam di saku yang paling dalam
Atas nama rakyat ucapnya di lisan, menuntut keadilan ???

Bla bla bla bla, menuntut keadilan ????
Blabla blabla blabla, menuntut keadilan ?????
Negeri ini terlalu banyak bersematkan tanda-tanya,
Di balik kata, “menuntut keadilan!”

Ah, mungkin terlalu banyak pula
Yang tertidur saat dibacakan sila kelima
P-A-N-C-A-S-I-L-A
Semoga aku tidak ikut menjadi lupa,
Atau seolah lupa (psssttt, jangan bilang siapa-siapa)

Jember, 19 Juli 2011

Note: Sedikit pernak-pernik realita tentang negeri ini yang tidak bisa kita pungkiri kawan... 





2 komentar:

  1. keadilan tidak perlu dituntut... :D

    BalasHapus
  2. itu kan bagi yang bisa tidur nyenyak dan perutnya slalu kenyang bung ebhi... di bawah banyak lapar tuh... kelaparan gara2 ketidak-adilan, sedangkan yang di atas dituntut aja diem, apalagi ga dituntut, nyenyakkk :D... facing the reality brotha :p

    BalasHapus